Berpisah {4}
Berpisah {4}
Untuk kemudian, Liu Anqier menghela napas panjang, kemudian dia memutuskan untuk kembali menunggangi kudanya. Melajukan kudanya dengan kekuatan penuh untuk kembali ke hutan persik yang lebat itu. dia sudah rindu dengan ibunya, dia sudah rindu dengan Yang Si Qi. Dia benar-benar rindu mereka, dan dia ingin mengajak mereka segera pergi dari tempat persembunyian untuk membangun sebuah hunian di alam siluman rubah. Dengan seperti itu hidup mereka akan benar-benar aman. Mereka tidak akan takut lagi dikejar-kejar oleh semua orang, hidup bersembunyi dengan cara yang mengerikan seperti ini. Liu Anqier benar-benar tidak mau kalau sampai hidupnya akan menjadi sangat hancur dan sangat menderita jika Chen Liao Xuan atau Raja Han masih saja terus mencarinya di mana pun itu.
Setelah hampir sepuluh menit perjalanan dengan begitu cepat, Liu Anqier kembali ke hutan persik itu lagi. Dia kembali melajukan kudanya dengan kencang hingga dia sampai di hutan pinus dan bertemu dengan Ibu serta Yang Si Qi. Bukan apa-apa, lama-lama di huan persik agaknya membuatnya takut bertemu dengan sosok iblis yang ada di sana. Meski Wu Chong Ye sudah mati, tapi tetap saja rasa takut kepada para iblis telah meluluh lantahkan hatinya dengan begitu nyata.
Tapi, dia juga rindu… rindu dengan Lee Huanran, rindu dengan Jiang Kang Hua, dia juga rindu dengan Yang Ming Yu. Sosok-sosok yang meski pun dari bangsa iblis tapi mereka baik luar biasa kepadanya. Setelah Liu Anqier sampai di hutan pinus, dia kemudian berjalan menuju pondok mendiang ayahnya yang dulu. Dia memejamkan matanya sejenak kemudian mengusap ramuan di matanya. Tak berapa lama, sebuah pondok itu terlihat dengan sangat jelas, dengan cepat Liu Anqier bergegas mengikat tali kudanya di pagar, kemudian dia bergegas masuk ke dalam pondok itu.
"Ibu! Si Qi! Aku kembali! Kalian ada di mana?!" teriak Liu Anqier. dia melepaskan sepatunya yang bahkan bagian ujungnya sudah sobek itu, yang membuat jempol kakinya terlihat sempurna. Benar, dia memang mengambil pakaian baru milik Sisi. Namun nyatanya dia lupa untuk meminta sepasang sepatu baru juga. sehingga sepatu yang sedari dia melawan Wu Chong Ye masih dia pakai sampai detik ini.
Liu Anqier kembali menebarkan pandangannya, masuk ke dalam ponsok dan melihat di setiap sudut ruangan. Ruangannya masih sama, hanya sedikit lebih lebar. Karena di ruangan ini disekat menjadi tiga bagian. Bagian kana nada sebuah ruangan yang digunakan untuk ibunya dan Yang Si Qi tidur, dengan ruangan yang lebih luas dari dulu, kemudian setelah pintu ada ruang tengah yang luas, sebuah meja berbentuk segi empat ada di sana dengan sangat nyata. mungkin meja ini digunakan untuk makan dan menjamu tamu yang akan datang. Padahal jelas, tidak akan ada tamu yang datang mengunjungi pondok yang bahkan tidak bisa dilihat oleh siapa pun di sini.
Untuk kemudian di sisi lainnya, ada beberapa tumpukan pakaian dan lain sebagainya, mungkin digunakan sebagai ruangan serba guna atau malah gudang, dan yang sisi lainnya sebuah tempat mandi tersedia dengan sangat bagus. Jauh lebih rapi dan tertutup dari pada sebelumnya. Liu Anqier kembali menebarkan pandangannya, di mana gerangan ibunya dan sahabatnya berada? Kenapa kedua wanita itu benar-benar tidak ada di mana pun? Liu Anqier agaknya heran, apakah mereka berdua sedang berada di luar? Sedang mencari sesuatu atau yang lainnya?
Tak lama setelah itu, telinga Liu Anqier menangkap sesuatu, saat dia menoleh rupanya Yang Si Qi beserta ibunya baru saja kembali sambil membawa dua keranjang besar berupa buah-buahan dan sayur mayur di sana.